Tuesday 28 March 2017

Pendekatan Kuantitatif Binäre Optionen

A. Asumsi Dasar Pendekatan Kuantitatif Dalam penelitian ilmu sosial, setidaknya kita mengenal dua pendekatan yang memengaruhi proses penelitian, mulai dari merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Neuman menambahkan satu pendekatan lagi, yakni pendekatan ciritical. Setiap pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda Asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif bertolak belakang dengan asumsi dasar yang dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif. Asumsi dasar inilah yang memengaruhi pada perbedaan dari cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara keseluruhan. Dalam buku ini, kita akan Membranen mengenai empat asumsi dasar yang ada dalam ilmu sosial. Sebelum kita membahas asumsi dasar dari penelitian kuantitatif, kita perlu memiliki kesepakatan terlebih dahulu tentang pemakaian konsep 8220kuantitatf8221. Setidaknya ada tiga penggunaan konsep ini di dalam penelitian, yaitu pertama, kita bicara mengenai pendekatan kuantitatif. Ada beberapa kalangan yang mengatakan bahwa pendekatan sama dengan paradigma, bahkan sama dengan perspektif. Dalam buku ini, kita sedikit membedakan antara paradigma dan pendekatan (sekalipun asumsi dasar yang digunakan sedikit banyak sama). Paradigma dikembangkan di dalam lingkup bidang studi, seperti misalnya di dalam sosiologi terdapat tiga paradigma, yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, serta paradigma perilaku sosial. Lain lagi dalam antropologi Paradigma yang berkembang adalah paradigma idiografis dan paradigma perilaku Paradigma bisa diartikan sebagai sudut pandang dalam melihat suatu fenomena atau gejala sosial. Pendekatan dikembangkan di dalam lingkup ilmu sosial sehingga di dalam sosiologi antropologi dan ilmu sosial lainnya dikenal pula pendekatan yang sama, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Sekali lagi, karena asumsi dasar yang digunakan kurang lebih sama, memang sulit untuk membedakan antara pendekatan dan paradigma. Kembali pada pemakaian tentang kuantitatif. Selain pendekatan kuantitatif, kita juga menggunakan kuantitatif dalam konteks metode kuantitatif, dan data kuantitatif. Ada satu hal yang perlu ditekankan di sini karena sering kali terjadi salah kaprah yang berkembang sehingga pemakaian konsep 8220pendekatan kuantitatif8221, 8220metode kuantitatif8221, serta 8220data kuantitatif8221 disamaratakan. Hal ini mengakibatkan dalam penerapan penelitian pengertian konsep-konsep tadi menjadi salah. Ambil saja contoh adanya anggapan bahwa dalam sebuah penelitian kita bisa menggunakan kedua pendekatan yang ada sekaliagus. Pertanyaan adalah bagaimana mungkin dengan asieni dasar yang bertolak belakang, kemudian diterapkan dalam sebuah penelitian Nanti akan disajikan perbedaan antara asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif agat pembaca menyadari bahwa asumsi dasar dari masing-masing pendekatan bertolak belakang. Kondisi yang memungkinkan adalah dalam satu penelitian kita hanya bisa menggunakan satu pendekatan, baik pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Namun, dalam satu penelitian yang sama, kita bisa menerapkan kedua metode yang ada, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif, dan akhirnya kita menghasilkan Daten kuantitatif dan Daten kualitatif. Tentunya jika kita menggunakan pendekatan kuantitatif, penekanan utamanya adalah metode kuantitatif. Metode kualitatif kita gunakan untuk melengkapi metode kuantitatif yang kita gunakan Demikian pula dalam pendekatan kuantitatif. Karena kita menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama, daten yang akan kita hasilkan adalah daten kuantitatif sebagai daten utama, sedangkan daten kualitatif hanya digunakan sebagai daten penunjang. Dengan Demikian, Jika Ada Anggapan Bahwa Dalam Satu Penelitian Kita Bisa Menggunakan Kedua Pendekatan Yang Ada, Pendapat Itu Salah Atau Bisa Jadi Yang Dimakeud Orang Tersebut Dengan Pendekatan Adalah Metode. Setelah kita mengenal perbedaan antara paradigma dan pendekatan, serta penggunaan 8220kuantitatif8221 dalam penelitian, kita akan membahas mengenai asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif. Adapun asumsi dasar pendekatan kualitatif hanya akan disajikan dalam bentuk skema, hanya untuk memperlihatkan perbedaan antara asumsi dasar dalam pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Epistemologi mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut. Keterkaitan antara Ilmu dengan Nilai Individu Adalah Seorang Yang Bebas Nilai. Bebas nilai dapat diartikan bahwa einzeln tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di antara orang-orang yang sedang diteliti. Bebas nilai karena individu telah memiliki seperangkat nilai yang ia gunakan untuk meneliti orang-orang tersebut. Nilai Yang ia Bawa Dan Gunakan Adalah Nilai-Nilai Yang Sifatnya Universal. Dengan sifat yang universal itu, einzeln berasumsi bahwa orang-orang yang akan ia teliti memiliki nilai-nilai yang sama dengan nilai-nilai yang ia bawa. Dalam praktiknya di lapangan digambarkan sebagai berikut. Kalau ada kesepakatan bahwa setiap orang dilarang merokok di dalam angkutan umum, nilai-nilai kesepakatan itu akan diterapkan kepada semua orang. Peneliti bisa mengabaikan seseorang memiliki penilaian bahwa ia adalah manusia bebas sehingga boleh memutuskan apakah ia akan merokok atau tidak. Karena nilai yang digunakan adalah nilai yang universal, peneliti dapat menyatakan bahwa orang yang memiliki penilaian yang berbeda tentang boleh tidaknya merokok di angkutan umum sebagai orang yang salah. Dengan Bebas nilainya individu (dalam hal ini peneliti), peneliti dapat lebih objektif. Keterkaitan antara Ilmu dengan Akal Sehat Segala sesuatu yang diperoleh dengan menggunakan cara yang ilmiah atau yang kita kenal sebagai ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan akal sehat belaka. Dengan demikian, pada saatnya nanti ilmu pengetahuan akan menggantikan akal sehat. Logika pemikiran ilmiah yang mencakup proses pembentukan ide dan gagasan diberlakukan secara ketat dengan memakai prinsip nomotetik dan menggunakan pola deduktif. Prinsip nomotetik menggarisbawahi bahwa dalam melihat keterkaitan antara suatu gejala sosial dengan gejala sosial yang lain, difokuskan kepada beberapa faktor atau gejala yang krusial saja, dan mengesampingkan gejala atau faktor sosial yang lalu. Dengan prinsip tersebut, tak jarang dalam penelitian kita hanya akan melihat hubungan antara satu akibat dengan dua atau tiga sebab saja. Dua atau tiga sebab ini yang diyakini atau diduga sebagai faktor atau gejala yang krusial. Pola deduktif menunjukkan bahwa pemikiran yang dikembangkan di dalam penelitian didasarkan pada pola yang umum atau universal untuk kemudian mengarah pada pola yang lebih sempit dan spesifik. 3. Hakikat Dasar Manusia Dengan Adanya Pola Yang Bersifat Universal, Pada Gilirannya Manusia Sesungguhnya Diatur Dan Dipengaruhi Oleh Lingkungannya. Kalau kembali pada analogi tentang permainan anak-anak tadi, karena sudah ada kesepakatan tentang adanya batas kedaulatan negara, seorang anak tidak bisa bettel saja masuk ke dalam lingkaran yang ada tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada anak yang sudah membuat lingkaran tersebut. Anak tersebut tidak bisa betitu saja masuk ke dalam kotak yang dibuat oleh anak yang lain. Di sini terlihat bahwa manusia pada akhirnya harus tunduk pada pola-pola yang sifatnya universal tadi. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Manusia bukan merupakan einzeln yang bebas. Dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, kita pasti mengalami bahwa dalam setiap tindakan, perkataan, serta perilaku kita diatur oleh sebuah hukum yang universal. Kita tidak bisa melepaskan pakaian di tengah keramaian. Kita tidak bisa datang jam 10 ke sekolah kalau sudah ditetapkan jam masuk sekolah adalah jam tujuh, dan masih banyak belenggu yang mengikat kita. Kita Adalah Manusia Yang Dipengaruhi Oleh Lingkungan. 4. Aksiologi (Tujuan Dilakukannya sebuah Penelitian) Tujuan dilakukannya sebuah penelitian adalah dalam upaya untuk menemukan hukum universal dan mencoba menjelaskan mengapa suatu gejala atau fenomena terjadi, dengan mengaitkan antara gejala atau fenomena yang satu dengan gejala atau fenomena yang lain. Dari penjelasan yang ada tentang asumsi dasar pendekatan kuantitatif, terlihat bahwa antara asumsi yang satu dengan asumsi yang lain saling berkaitan. Dengan Demikian, Jika Suatu Gejala Memiliki Asumsi Dasar Bahwa Suatu Gejala Adalah Real, Secara Epistemologi Gejala Tersebut Bisa Dipelajari, Secara Aksiologi, Penelitian Yang Akan Verdammte Bertujuan Untuk Mencari Penjelasan-Penjelasan Antara Gejala. Secara Skematis, Kita bisa lihat perbedaan antara asumsi dasar dalam pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Tabel 2.1. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dDilihat dari Berbagai Asmsi yang Ada B. Contoh Penggunaan Pendekatan dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Bentrokan antara Aparat Keamanan dan Mahasiswa yang Berdemonstrasi Akhir-akhir ini frekuensi bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa menjadi semakin sering. Mahasiswa melakukan aksi demo di depan gedung DPR. Sementara mereka berusaha untuk memasuki areal gedung, mereka juga mengatakan bahwa pemerintahan yang sekarang adalah pemerintah yang berpihak pada penguasa dan bukan pada rakyat. Ketika mahasiswa diminta untuk membubarkan diri, mereka justru berteriaka dan memaksa masuk. Bentrokan pun tak terelakkan lagi Banyak dari kalangan mahasiswa dan juga aparat keamanan yang terluka. Ketika ditanya mengapa benturan tersebut sampai terjadi, mahasiswa justru menanyakan sesungguhnya gedung DPR milik siapa, milik rakyat atau milik penguasa. Jika milik rakyat, mengapa mereka yang juga rakyat tidak boleh masuk ke gedung tersebut Sementara di dalam pagar, aparat keamanan membuat pagar betis dan tetap melarang mahasiswa masuk. Ketika ditanya tentang terjadinya bentrokan hingga ada yang terluka, aparat dengan sigap menjawab bahwa segal ayang dilakukan oleh aparat keamanan sudah sesuai prosedur. Bagaimana kita melihat fenomena terjadinya bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa Kita bisa menjawabnya dengan memakai kerangka pendekatan penelitian. Masih ingat tentang pernyataan bahwa dalam sebuah penelitian kita hanya bisa menggunakan satu pendekatan saja Apa akibatnya jika dalam sebuah penelitian kita menggunakan dua pendekatan yang berbeda Jawaban atas pertanyaan tersebut ada di dalam kasus tentang bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa. Aparat keamanan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal yang paling jelas adalah jawaban aparat keamanan yang mengatakan segala yang dilakukan 8220sudah sesuai prosedur8221. Pernyataan Ini Menunjukkan Bahwa Aparat Memiliki Nilai Yang Universal, Yang Sebuah Peraturan. Mereka bukan lagi einzeln yang bebas, namun tunduk pada pola yang umum (hukum). Sebaliknya mahasiswa menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan bertemunya antara pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam satu fenomena, yang terjadi adalah benturan-benturan. Demikian Pula Dalam Penelitian Yang Sesungguhnya. Jika peneliti akan menggunakan kedua pendekatan yang ada dalam satu penelitian, yang terjadi adalah benturan-benturan pemikiran sehingga penelitian itu tidak akan pernah bisa dilakukan. 2. Perilaku Remaja Sujono adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Solo dan sudah lama tinggal di Jakarta. Keberadaannya di Jakarta dalam rangka melanjutkan kuliah. Sudah lama juga ia berpacaran dengan Sujanti, mahasiswi yang juga berasal dari Solo dan juga sudah lama tinggal di Jakarta. Selama di Jakarta, mereka berpacaran dengan gaya yang bebas. Mereka tidak malu untuk saling berpelukan di tengah keramaian. Mereka tidak malu untuk saling bergandengan tangan, menyusuri mal yang satu ke mal yang lain. Bahkan mereka tidak malu lagi untuk berciuman di depan umum. Pada saat liburan semester, mereka berencana pulang ke Solo bersama. Mereka memilih untuk naik kereta api ke Solo. Sepanjang perjalanan, mereka berperilaku seperti biasa yang mereka lakukan selama berpacaran. Orang-orang yang berada di sekitar tempat duduk mereka pun menjadi risih melihat perilaku mereka. Ketika kereta sampai di Solo, perilaku yang ditampilkan oleh Sujono dan Sujanti langsung berubah. Mereka tidak lagi jalan berangkulan, dan bahkan mereka menjaga jarak di antara tubuh mereka Tidak lagi bergandengan tangan apalagi berciuman di depan umum. Bisa dikatakan mereka mengubah perilaku mereka 180 derajat Bagaimana kita bisa mencermati kejadian ini dengan memakai pendekatan kuantitatif. Mereka dipengaruhi oleh lingkungan. Di Jakarta mereka bisa berperilaku secara bebas, namun ketika mereka berada di Solo, yang konon masyarakatnya masih memegang sopan santun yang tinggi, mereka tidak berani lagi berperilaku seperti di Jakarta. Perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa mereka adalah einzeln yang tunduk pada pola yang bersifat universal, yaitu aturan masyarakat Solo. A. Latar Belakang Manusia Dengan Akalnya Mampu Mebedakan Mana Yang Baik Dan Mana Yang Buruk, Tidak Seperti Binatang Yang Hanya Mementingkan Naluriah Atau Insting. Kebenaran sebagai hasil oleh pikir manusia, dapat dicapai dengan memanfaatkan panca indra yang dimilikinya. Melalui pancaindra, segala sesuatu yang dimiliki oleh manusia dengan hasilnya akan menimbulkan hasil yang dinamakan pengetahuan (Wissen). Maka manusia akan sulit memperoleh pengetahuan tanpa adanya pancaindra. 1 Kemudian, Ketika peranan pancaindra manusia sangatlah penting dalam ranah pengetahuan, diketahui bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah penemuan. Jalan untuk sampai pada tujuan ini berbeda-beda menurut waktu dan sifat-sifat bahan kajian. 2 Seperti halanya sumber pengetahuan yang digunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan baru seperti otoritas, tradisi, akal sehat, mitos, medien (massa) dan pengalaman pribadi. Selain sumber pengetahuan tersebut, akal manusia selalu berkembang, untuk itu manusia selalu berusaha mengembangkan suatu cara yang mampu menjadi sumber pengetahuan. Cara memperoleh pengetahuan baru tersebut kemudian dinamakan sebagai penelitian (forschung). 3 B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian kuantitatif dan kualititatif 2. Bagaimana ciri-ciri penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif 3. Apakah perbedaan dan pe rsamaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kuantitatif 4. Bagaimana desain penelitian kuantitatif dan kualitatif Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan Sudut pandang Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualititatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada Datendaten numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferesial yaitu dalam rangka pengujian hipotetsis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. 4 Metode kuantitatif adalah metode utama, sedangkan Daten kualitatif sebagai Daten penunjuang. 5 Penelitianische kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Beberapa ilmuan telah mendefinisikan istilah kualitatif, diantaranya: 183 Menurut Bodgan dan Taylor (1975: 5) yang mendefinisikan bahwa kualititatif sebagai penelitian yang menghasilkan Daten des k riptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 183 Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa kualitatif adalah tradisi tertentu yang bersifat fundamental yang bergantung dengan pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendir dan berhubungan dengan orang-orang tersebut baik bahasanya maupun peristilahannya. Kedua definsi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkiuri naturalistik yang temuan-temuannya tidak ditemukan dari penghitungan statistik 6. penelitianisch kualitatif krankheit juga dengan penelitian naturalistik. 7 B. Ciri-ciri penelitianer Beberapa ciri penelitian kuantitatif. Yaitu 1. Permasalahan penelitian terbatas dan sempit Sejak awal peneliti kuantitatif telah berusaha membatasi lingkup penelitiannya, dengan mengidentifikasikan satu atau beberapa variabel saja. Peneliti berusaha keras untuk memilih variabel yang menurutnya paling penting untuk diteliti. Ovsesinya asalah mengumpulkan variabel als menjelaskan realitas kebenaran. 2. Mengikuti pola berpikir deduktif Secara umum, pola berpikir deduktif berjalan seperti ini: Pengujian Hipoteis, Kesimpulan 3. Mempercayai angka (statistika atau matematika) sebagai instrumen untuk menjelaskan kebenaran. Penelitian kuantitatif tidak lepas dari bahasa angka yang tidak bisa dipungkiri bahwa seorang ilmuan ternama, enstein, juga menggunakan metode ini ketika mengadakan suatu penelitian yang tak lepas dari angka-angka untuk mengungkapkan pikiran-pikiran para peneliti yang menggunakan metode ini. Karena tradisi kuantitatif yang sangat kuat inilah maka peneliti ilmu sosial pun merasa kurang ilmiah jika tidak menjelaskan penemuan-penemuannya dalam bentuk angka. 4. Membangun validitas internes dan validitas eksternal sebaik mungkin Membangun validitas interne dan validitas eksternal sebenarnya terbilang mudah-sulit, dalam artian ketika mengkolerasi penghitungan ein ntara dua variabel sangatlah mudah, akan tetapi meyakinkan sebuah variabel lain berubah-ubah sangatlah rumit dan sulit. Dalam hal ini, peneliti yang teliti tidak hanya senang karena dia telah mencapai validitas eksternal dalam penelitiannya. Tetapi dia juga khawatir terhadap kasus-kasus yang bisa mendiskonfirmasi temuannya, maka sebelum orang lain yang mendiskonfirmasi temuannya, peneliti itu sendiri mencari kasus-173 kasus yang berpotensi mendiskonfirmasi temuannya itu. 8 Ciri-ciri metode penelitian kualitatif (naturalistik) meliputi. 183 Sumber Daten (natürliche Einstellung) 183 Peneliti seb ein gai Instrument penelitian 183 Sangat deskripsi 183 Mementingkan Proses maupun produk Menggunakan prosedur untuk menghindari kesalahan analisis dan penarikan inferensi. 11 D. D i sain penelitian Langkah-langkah disain penelitian kuantitatif meliputi. 183 Pertama-tama peneliti menaruh minat dan menaruh termotivasi untuk meneliti masalah tertentu yang pada mulanya masih bersifat umum, maka peneliti hatus mengetahui bagi siapa penelitian itu diperlukan, siapa yang akan dapat memanfaatkan hasil penelitian itu kelak. Orang-orang yang dapat menggunakannya disebut 8220audience8221. Untuk memperoleh gambaran dari penelitian tersebut, maka peniliti mengadakan hubungan dengan publikum mislanya dengan cara wawancara disertai dengan bacaan yang banyak agar memperoleh pengetahuan dan pandangan yang luas serta mendalam atas topik terebut. 183 Selanjutnya bacaan yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak dalam penelitian Dengan Demikian Peneliti Mengetahui Apakah Yang Diteliti Mengenai Topik Itu. Selanjutnya peneliti dapat memperdalam pengetahuannya mengenai teori yang mendasarinaya tanpa literatur yang luas dan mutakhir karena dapat diadakan pada penelitian kuantitatif dengan baik. 183 Masalah selanjutnya lebih lanjut diuraikan dalam beberapa sub masalah yang akan melahirkan hipoteis. Dengan analisis maka akan timbul pertanyaan pokok dalam penelitian itu. 183 Setelah timbul pertanyaan pokok dari beberapa sub masalah, selanjutnya peneliti memilih metode yang sesuai gunu memecahkan masalah serta mempertimbangkan waktu, biaya, dan kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut. 183 Sebelumnya terjun ke lapangan, hendaknya peneliti menentukan populasi dan mentapkan sempel yang digunakan dengan menguraikan dan menjelaskan variabel-variabel hingga taraf operasional. 183 Setelah instrumen penelitian telah melalui tahap uji coba dan penelitian memilih sampel yang repräsentatif, maka ia memasuki lapangan untuk mengumpulkan Daten. 183 Setelah Daten Terkumpul, Maka Peneliti Menganalisisnya Yang Kemudian Penelitian Ditutup Dengan Penulisan Laporan. 12 Langkah atau disain penelitian kuantitatif dapat digambarkan seperti berikut: 13 Verlassen Sie penelitian ini kebalikan dari penelitian kuantitatif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut 183 Pada awalnya masih ada kesamaan antara kedua pebnelitian tersebut dimsns peneliti menaruh minat terhadapa topik yang pada mulanya masih bersifat umum, untuk itu perlu adaya mengetahui Publikum yakni orang berkepentingan dalam penelitian ini. 183 setela adanya hubungan dengan publikum, peneliti dapat merumuskan sejumlah pertanyan pendahuluan dan mempertimbangkan biaya, waktu dan kemampuan. 183 Selanjutnya memilih metode yang akan digunakan sebelum terjun ke lapangan, seperti berupa wawancara maupun dokumen dan bacaan lainnya. 183 Dalam lapangan, baik dalam kelas maupun tempat bekerja peneliti mengadakan obse r vasi sambil mengadakan catatan. Alat yang digunakan hanyalah alat tulis Semua yang akan diamati oleh peneliti akan menjadi Stichproben tentang apa yang akan diberinya perhatian. Sampling berlangsung selama penelitian 183 Kemudian perlu adanya triangulasi 14 yang bertujuan untuk me n verifikasi atau menkonfirmasi informasi. 183 Daten yang telah diperoleh segera dianalisis untuk mencari maknanya, walaupun masih bersifat tentatif dan harus ditinjau dengan daten yang diperoleh selanjutnya. 183 Daten yang diperoleh melalui Beobachtungen dan wawancara diolah menjadi sebuah laporan, maka akan timbul pertanyaan baru untuk observasi dan wawancara selanjutnya. Daten yang diperoleh kembali dianalisis dan menimbulkan pertanyaan baru selanjutnya. Demikianlah proses ini berjalan terus menerus tanpa akhirnya. Proses ini disebut disain sirkuler. 15 183 Penelitianischen Dengan Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Adalah Menekan Pada Analisisnyapada Daten-Daten numerikal (angka) Yang Diolah Dengan Metoda Statistika. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya dari pada proses penyimpulan deduktif dan iduktif serta pada analisis dinamika hubungan antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. 183 Ciri-ciri dari penelitian kuantitatif, meliputi Permasalahan penelitian terbatas dan sempit, Mengikuti pola berpikir deduktif. Mempercayai angka (statistika atau matematika) sebagai instrumen untuk menjelaskan kebenaran, membangun validitas intern dan validitas eksternal sebaik mungkin Sedangkan Ciri-ciri penelitianisch kualitatif yaitu berupaya mengungkap keunikan einzeln kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupannya sehari-hari secara kemprehensif dan rinci. 183 Perbedaannya, penelitian kuantitatif bersifat induktif, sedangkan penelitian kualititatif bersifat deduktif. Persamaischen keduannya meliputi Inferensi. Keterbukaan Perbandingan Koreksi 183 Disain penelitian kuantitatif meliputi adanya minat, mengadakan hubungan kepada Publikum, Menentukan Topik masalah yang bersifat umum. Maiul pertanyaan pokok, mengumpulkan daten yang diperlukan, memilih metode dengan pertimbangan waktu, biaya dan kemampuan, menentukan populasi, memasuki lapangan, pengumpulan daten, analisis daten, k esimpulan. Penulisan laporan Disign penelitian kualitatif adanya minat dan mengadakan hubungan antara audience, merumuskan pertanyaan pendahuluan, memilih metode dengan mempertimbangan waktu, biaya dan kemampuan, sampling purposif, triangulasi dan verifikasi, menganalisis daten kemudian membuat laporan sehingga timbul pertanyaan baru. Beginne setrusnya disain ini disebut disain sirkuler. Basrowi amp Suwandi, Memahami Penelitianer Kualitatif. Jakarta Rineka Cipta, 2008. Hartono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta PT RajaGrafindo Persada, 2011. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualintatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2000. Nasution, Metode Naturalistik-Kualutatif. Bandung Tarsito, 1996. Prasetyo, Bambang amp Miftakhul Jannah, Lina, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Teori dan Aplikasi Jakarta PT RajaGrafindo Persada, 2011. Strauss. Anselm ampCorbin, Juliet Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003. 1 Nanang Hartono, Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2011), 5-6. 2 Anselm Strauss amp Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2003), 3. 4 Saifudin Azwar, Metode Penelitianer. (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2011), 5 5 Bambang Prasetyo amp Lina Miftakhul Jannah, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Teori dan Aplikasi (Jakarta, PT, RajaGrafindo Persada, 2011), 27 6 Basrowi Verstärker Suwandi, Memahami Penelitianer Kualitatif. (Jakarta Rineka Cipta, 2008), 21-22 7 Nasution, Metode Naturalistik-Kualutatif. (Bandung Tarsito, 1996), 18Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibedakan menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini lazim juga krankheit sebagai pendekatan, ancangan, rencana atau desain. Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian Dalam rancangan pereperencaan dimulai dengan megadakan observasi dan evaluasi rerhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan daten, analisis daten yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Metode penelitian lebih dekat dengan teknik Misalnya, penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. Untuk lebih jelasnya berikut ini kami akan menguraikan dari mata kuliah Metode Penelitianer. Dengan pembahasan Penelitian Kuantitatif. Demikianlah makalah ini kami buat dan sekiranya ada kekurangan yang terdapat dalam makalah ini kami mohon maaf dan kami siap menerima kritikan sehat yang sifatnya membangun terutama dari Bapak Ibu Dosen dan kepada sahabat-sahabati yang membaca makalah ini. Kami berharap setelah membaca makalah yang sederhana ini kita dapat memetik ilmu dan menambah wawasan kita semua. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan Modell-Modell Matematis. Teori-teori danatau hipoteis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang grundlegende antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme Pendelban ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan daten, analisis daten yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Metode penelitian lebih dekat dengan teknik. Misalnya, penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. Penelitian diskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kategori penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikan apa adanya. Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu Fenomena Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini krankheit juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktisch dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri-ciri Metode Deskriptif Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi Daten dasar belaka. (Secara harafiah) Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental. Secara umum dinamakan metode survei Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi.


No comments:

Post a Comment